Klasifikasi Frekuensi Penggunaan Minyak Goreng Ikan dan Tahu menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan berbasis Arduino
Kata Kunci:
Minyak goreng, Klasifikasi, Sensor TCS3200, Sensor LDRAbstrak
Minyak goreng sawit merupakan bahan pangan yang tergolong kategori sembako. Minyak goreng sawit berasal minyak kelapa sawit yang mengandung trigliserida. Minyak goreng sawit pada normalnya memiliki warna kuning hingga jingga. Minyak goreng yang digunakan secara terus menerus akan berdampak pada penurunan kualitas dari minyak goreng tersebut serta dapat berbahaya untuk kesehatan konsumennya. Sistem klasifikasi frekuensi penggunaan minyak goreng dibutuhkan untuk mengetahui jumlah penggunaan minyak goreng. Warna dan kekeruhan menjadi parameter dalam proses klasifikasi dengan menggunakan sensor TCS3200 untuk warna dan sensor LDR untuk kekeruhan dari minyak goreng. Kedua sensor tersebut akan terhubung dengan Arduino Uno sebagai mikrokontroler dan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) sebagai metode klasifikasi. Klasifikasi akan dipecah kedalam 7 kelas, yaitu minyak murni, penggorengan tahu 1-3 kali dan penggorengan ikan 1-3 kali. Hasil dari proses pengklasifikasian ditampilakan pada LCD 20x4 I2C. Sensor warna yang berakurasi 98.827%, sensor LDR yang dapat membedakan minyak berdasarkan kekeruhan, 70 data latih dan 20 data uji menghasilkan waktu komputasi berdurasi 5.114 detik dengan tingkat akurasi sistem sebesar 80%.