Pembangunan Arsitektur WebGIS Untuk Pemetaan Daerah Yang Terdampak Erupsi Gunung Merapi (Studi Kasus: Kabupaten Sleman)
Kata Kunci:
Sistem Informasi Geografis, SCP, Arsitektur, Gunung Merapi, Kabupaten SlemanAbstrak
Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah yang terkena dampak letusan Gunung Merapi paling besar. Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Gunung Merapi diperkirakan dapat meletus kapan saja dalam jangka waktu dekat. Beberapa kondisi yang mendukung hal tersebut antara lain aktifitas lava yang masih tinggi, lava tersebut seiring bertambahnya waktu semakin mencapai permukaan, serta pipa-pipa lava sebagai jalan keluar lava dan uap panas telah tertutup oleh lava yang mengeras. Saat ini BPBD belum memiliki data terkait daerah-daerah yang terdampak erupsi pada setiap tahun kejadian dalam bentuk peta. Data tersebut dapat digunakan sebagai data dalam melakukan mitigasi bencana dan memprediksi luasan daerah yang mungkin akan terkena dampak apabila terjadi erupsi kembali. Untuk mendapatkan data tersebut, akan digunakan teknik klasifikasi terbimbing dengan menggunakan Semi Automatic Classification Plug-In (SCP) dari aplikasi Quantum GIS. Teknik ini memetakan daerah-daerah yang terkena erupsi dengan mendefinisikan data latih berupa polygon. Kemudian hasil dari pemetaan akan ditampilkan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis berbasis web (WebGIS), sehingga diharapkan dapat memberikan informasi hasil pemetaan erupsi Gunung Merapi dengan baik dan jelas kepada pengguna. Arsitektur WebGIS dibagi kedalam tiga layer, yaitu Client Layer, Service Layer, dan Support Layer. Berdasarkan hasil pemetaan, didapatkan bahwa erupsi tahun 2010 merupakan erupsi yang memiliki dampak terbesar dengan luas 3.309,55 ha dan persentase 47,6 %. Sedangkan hasil pengujian akurasi didapatkan tingkat akurasi 92% dan presisi 86,2%, yang berarti bahwa hasil pemetaan memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.